MAKALAH
ILMU
KALAM
“QODARIYAH”
kls
: 3 C
Saiful
Rizal (1501010101 )
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
2016
KATA PENGANTAR

Puji
syukur atas kehadirat Allah Swt.karena berkat inayah-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangannya
dan jauh dari kesempurnaan,sholawat serta salam kami haturkan kepada baginda
Muhammad Saw.sang revolusioner sejati hingga akhir zaman.amin
Kami
ucapkan terimakasih kepada Dosen pengampuh mata Kuliah ilmu Kalam ini,dengan
tugas yang telah di berikan ini sehingga memacu dan pengasah kemampuan kami
sebagai mahasiswa agar lebih menjadi pribadi yang kritis.
Dan
kami sangat mengharapkan kepada Dosen pengampuh ilmu kalam dan para
audiens atas kritik dan sarannya
terhadap makalah yang telah kami susun ini,semoga apa yang di sampaikan dari
isi makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.amin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
1
DAFTAR ISI............................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 3
A.
Latar
Belakang...............................................................................................
3
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................................
3
C.
Tujuan
Penulisan............................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
4
1.
Latar
Belakang Lahirnya Qodariyah.............................................................
4
2.
Tokoh-tokoh
Aliran Qodariyah.....................................................................
5
3.
Ajaran-ajarannya............................................................................................
6
4.
Refleksi
untuk Konteks kekinian...................................................................
8
BAB III PENUTUP.................................................................................................
10
Kesimpulan...............................................................................................................
10
Saran ………………………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam yang kita temui dalam sejarah tidaklah sesempit yang kita
pahami,islam begitu luas di karenakan perbedaan pemahaman para ulama yang
berbeda-beda sehingga munculah berbagai macam aliran-aliran dalam islam.Itu
semua tidak menjadikan umat islam ini terpecah belah tapi hanya sekedar
pemahaman ayat Al-Qur’an dan Hadisnya saja yang berbeda semuanya punya satu
tujuan yakni mencapai keridhoan Allah Swt.
Dan kadang kala timbul di kalangan masyarakat sikap yang fanatik terhadap
islam dan ada juga yang biasa saja,itu semua tergantung sejauh mana pemahaman
seseorang terhadap islam itu sendiri,yang menentukan hanyalah iman dan
ketakwaan seseorang untuk menghadap sang Khaliq.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang melatar belakangi lahirnya Qodariyah?
2.
Siapakah
tokoh yang membawa aliran Qodariyah?
3.
Ajaran-ajaran
Qodariyah?
4.
Bagaimana
refleksi untuk konteks kekiniannya?
C.
Tujuan
penulisan
Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh Dosen Pengampuh mata
kuliah Ilmu kalam,serta mengetahui asal-usul lahirnya Qodariyah,ajaran-ajarannya
serta perkembangannya di masa sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Lahirnya Qodariyah
Dalam sejarah pemikiran islam
terdapat beberapa aliran yang berkembang, itu di karenakan perbedaan pendapat
di antara ulama-ulama kalam dalam memahami ayat-ayat suci al-qur’an.
Ada
ayat-ayat yang menunjukkan bahwa manusia
bertanggung jawab atas perbuatan yang di lakukannya adapula ayat-ayat yang menunjukkan
bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah. Dari perbedaan
pendapat inilah muncul aliran yang bernama Qodariyah dan jabariyah.
Latar
belakang timbulnya qodariyah ini juga sebagai isyarat menentang kebijaksanaan
poliyik bani Umayyah yang di anggapnya kejam.Apabila firqoh jabariyah
berpendapat bahwa khalifah bani umayyah membunuh orang,hal itu karena sudah di
takdirkan Allah Swt. Dan hal ini berarti merupakan topeng kekejamannya,maka
firqoh Qodariyah membatasi qadar tersebut.Mereka mengatakan bahwa kalau Allah
Swt.itu adil,maka Allah Swt.akan menghukum orang yang bersalah dan member
pahala kepada orang yang berbuat baik. Aliran Qodariyah berpendapat
bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam melakukan sesuatu dan memiliki kekuatan
untuk mewujudkan perbuatan- perbuatannya. Dengan kata lain manusia memiliki
qudrah (kekuatan atas prbuatannya) atau dalam bahasa inggris di sebut free
will atau free act.
Karena
qodariyah berasal dari bahasa Arab yaitu qadara yang artinya kemampuan
dan kekuatan. Menurut pengertian terminology qodariyah adalah aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
di intervensi tangan Tuhan[1]
Mengenai
sejarah kapan sebenarnya faham ini muncul, memang belum di ketahui secara
pasti, persoalan ini juga masih merupakan
sebuah perdebatan. Namun kita mencoba mengemukakan pendapat Ahmad Amin yang mengemukakan
pendapat sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa paham Qodariyah ini muncul pada sekitar tahun 70 H/689M.
Dan
yang pertamakali memperkenalkan paham ini adalah SUSAN penduduk Irak yang pernah masuk Islam namun
kembali lagi ke agamanya yaitu Keristen[2].
Dari Susan inilah Ma’bad bin Khalif al-Juhaini al-Basri dan Ghailan al-DiMasyqi
memperoleh paham tersebut.
Kemudian
paham ini di sebarluaskan oleh dua orang tersebut (Ma’bad dan Ghailan) tetapi
dalam penyebarannya dua orang ini mendapat
tantangan tantangan keras dari umat islam ketika itu dan yang menyebabkan
terjadinya reaksi seperti itu terhadap paham qodariyah adalah pertama, menurut
Harun Nasution, karena sebelum Islam masyarakat Arab sudah di pengaruhi oleh
paham fatalism.
Kedua,
tantangan dari pemerintah. Tantangan ini sangat mungkin terjadi
karena para pejabat pemerintah pada saat itu menganut paham Jabariyah.
B.
Tokoh-tokoh yang Membawa Aliran Qodariyah
Mengenai
sejarah kapan sebenarnya faham ini muncul, memang belum di ketahui secara
pasti, persoalan ini juga masih
merupakan sebuah perdebatan. Namun kita mencoba mengemukakan pendapat Ahmad Amin yang mengemukakan
pendapat sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa paham Qodariyah ini muncul pada sekitar tahun 70 H/689M.
Dan yang pertamakali memperkenalkan
paham ini adalah SUSAN penduduk Irak
yang pernah masuk Islam namun kembali lagi ke agamanya yaitu Keristen. Dari
Susan inilah Ma’bad bin Khalif al-Juhaini al-Basri dan Ghailan al-DiMasyqi
memperoleh paham tersebut.
Kemudian paham ini di sebarluaskan
oleh dua orang tersebut (Ma’bad dan Ghailan) tetapi dalam penyebarannya dua
orang ini mendapat tantangan tantangan
keras dari umat islam.
Adapun
sejarah singkat dari ke dua tokoh
tersebut,yaitu :
1)
Ma’bad Al-Juhani
Ia
merupakan tokoh yang pertama kali memunculkan paham Qadariyah dalam islam
bersama temannya Ghailan Al-Dimasyqi . Ma’bad Al-Juhani adalah seorang tabi’in
yang pernah belajar kepada Washil bin Atha’, pendiri Mu’tazilah. Ada juga
pendapat lain yang mengatakan bahwa sebenarnya yang mengembangkan ajaran itu
bukan Ma’bad Al-Juhani. Ada seorang penduduk negeri Irak yang mulanya
beragama Kristen, kemudian masuk Islam. Setelah itu, ia kembali ke Kristen lagi
. Dari orang inilah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan Al-Dimasyqi mengambil
pemikirannya.
2)
Ghailan ibn Muslim Al-Dimasyqi
Pada masa muda, ia pernah menjadi pengikut
al-Haris ibn Sa’id yang dikenal sebagai pendusta. Ia pernah taubat terhadap
pengertian pahamnya dihadapan khalifah Umar bin Abdul Aziz,namun setelah
khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat, ia kembali lagi terang-terangan dengan
madzhabnya.Ghailan merupakan penduduk kota Damaskus yang menyebarkan ajarannya
secara terang-terangan pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz dari
Bani Umayyah. Dia mengirim sebuah pernyataan tentang taqdir kepada khalifah dan
sewaktu dihadapkan kepada khalifah, ia dengan nada menantang meminta khalifah
mendatangkan ahli debat. jika ia kalah maka ia siap dibunuh, kemudian khalifah
mengirim Al-Auza’iy. Karena ia tidak dapat menjawab tiga pertanyaan yang
dilontarkan oleh Al-Auza’iy , jadi ia dibunuh oleh Hisyam bin Abdul Malik.
C.
Ajaran-Ajaran Qodariyah
Dalam kitab Al-Milal wa An-Nihal,
masalah Qadariah di sebutkan pembahasannya dengn pembahasan tentang
doktrin-doktrin Mu’tazilah, sehingga perbedaan antara ke dua aliran ini tidak
jelas. Ahmad Amin menjelaskan bahwa doktrin Qadariah kiranya lebih luas di kupas
oleh kalangn mu’tazilah. Sebab, paham ini di jadikan sebagai salah satu di
antara doktrin Mu’tazilah, sehingga orang sering menamakan Qadariah dengan
Mu’tazilah karna mereka sama-sama percaya bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tindakan tampa campur tangan Tuhan.[3]
Firqah Qadariah berpendapat bahwa
kalu Allah SWT, itu adil, maka Allah SWT, akan menghukum orang yang bersalah
dan member pahala kepada orang yang berbuat baik , manusia harus bebas dalam
menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik atau yang buruk
, jika alah telah menentukan lebih dulu nasib manusia, maka Allah itu zalim.
Karna itu manusia harus merdeka memilih atu ihtiar atas perbuatannya (khaَ liqul
‘af’al). Manusia harus memiliki kebebasan berkehendak. Orang yang berpendapat
bahwa amal perbuatan dan nasib manusia
itu hanya bergantung kepada Allah SWT. Saja, selamat atas celaka
seseorang telah di tentukan oleh Allah Swt. Sebelumnya, maka pendapat tersebut
ialah sesat, sebab pendapat tersebut menentang keutamaan Allah Swt. Dan berarti
menganggapnya yang menjadi sebab terjadinya kejahatan-kejahatan.[4]
Sebagian orang-orang Qadariah
berpendapat bahwa semua perbuatan manusia yang baik itu berasal dari Allah Swt.
Sedangkan perbuatan manusia yang jelek itu manusia sendiri yang meniptakannya
tidak ada sangkut pautnya dengan Allah Swt.[5]
Gilam al-Dimasyqi berpendapat bahwa
manusia sendirilah yang berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Manusia melakukan
perbuatan baik atas kehendak dan kemampuannya sendiri dan manusia sendiri
pulalah yang melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dan
daya sendiri.[6]
Al-Nazam, salah seorang pemuka
al-qadariah mengatakan , manusia hidup itu mempunyai istitha’ah. Selagi
manusia masih hidup, dia mempunyai istitha’ah (daya) maka ia berkuasa
atas segala perbuatannya. Manusia dalam hal ini mempunyai kewenangan untuk
melakukan segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri. Sebab itu dia berhak
mendapat pahala
Ayat al-Qurqn yang menjadi rujukan
adalah Surah Ar-Ra’d ayat 11:
3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Al-kahfi ayat: 29
È@è%ur ,ysø9$# `ÏB óOä3În/§ ( `yJsù uä!$x© `ÏB÷sãù=sù ÆtBur uä!$x© öàÿõ3uù=sù 4 !$¯RÎ) $tRôtGôãr& tûüÏJÎ=»©à=Ï9 #·$tR xÞ%tnr& öNÍkÍ5 $ygè%Ï#uß 4 bÎ)ur (#qèVÉótGó¡o (#qèO$tóã &ä!$yJÎ/ È@ôgßJø9$%x. Èqô±o onqã_âqø9$# 4 [ø©Î/ Ü>#u¤³9$# ôNuä!$yur $¸)xÿs?öãB ÇËÒÈ
29. dan
Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim
itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.
Ali
Imron (31) : 165
!$£Js9urr& Nä3÷Gu;»|¹r& ×pt7ÅÁB ôs% Läêö6|¹r& $pkön=÷VÏiB ÷Läêù=è% 4¯Tr& #x»yd ( ö@è% uqèd ô`ÏB ÏYÏã öNä3Å¡àÿRr& 3 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÏÎÈ
165. dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan
Uhud), Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya
(kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu
sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
D. Refleksi untuk konteks kekinian
Menurut
penulis pemikiran dari golongan Qadariah ini masih tetap sesuai dengan keadaan
zaman sekarang ini, dengan bukti masih serta sering di ungkapkan oleh
dosen-dosen kita dengan ungkapan “kalian tidak akan bisa dalam suatu pelajaran
meski sampai kiamat jika kalian tidak belajar”
dari ungkapan ini sesuai dengan ungkapan yang di sampaikan oleh Gilam
al-Dimasyqi seorang tokoh Qadariah dimana dia berpendapat bahwa manusia
sendirilah yang berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Dari ungkapan ini dapat kita simpulkan bahwa
jika ingin pintar harus belajar, dan ini semua tidak akan pernah terjadi jika
tidak ada kemaun dari diri kita sendiri utk belajar, dan ini membuktikan bahwa
manusia sendirilah yang berkuasa atas dirinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Paham Qadariah lahir sebagai isyarat menentang kebijaksanaan
poliyik bani Umayyah yang di anggapnya kejam. Apabila firqoh jabariyah
berpendapat bahwa khalifah bani umayyah membunuh orang,hal itu karena sudah di
takdirkan Allah Swt. dan hal ini berarti merupakan topeng kekejamannya,maka
firqoh Qodariyah membatasi qadar tersebut. Mereka mengatakan bahwa kalau Allah
Swt.itu adil,maka Allah Swt.akan menghukum orang yang bersalah dan memberi
pahala kepada orang yang berbuat baik.
Firqah
Qadariah berpendapat bahwa kalu Allah SWT, itu adil, maka Allah SWT, akan
menghukum orang yang bersalah dan member pahala kepada orang yang berbuat baik
, manusia harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih
perbuatan yang baik atau yang buruk , jika alah telah menentukan lebih dulu
nasib manusia, maka Allah itu zalim. Karna itu manusia harus merdeka memilih
atu ihtiar atas perbuatannya.
Saran
Dalam penulisan ini diharapkan agar
pembaca bisa mengetahui dan memahami
aliran Qadariyah. Seperti yang kita lihat dan rasakan banyak paham – paham yang
tidak jelas berkembang di Indonesia. Oleh karena itu sangat diperlukan
pemahaman yang benar agar kia tidak terjerumus dalam paham – paham yang tidak
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rozak .2013.
Ilmu kalam,Bandung: Pustaka Setia.
Harun
Nasution.2011.Teologi Islam.Jakarta: Universitas Indonesia.
Abdur Razak, Rosihan Anwar. 2013. Ilmu
Kalam Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Sahilun
A. Nasir .2012. Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya, Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA
M.Amin
Nurdin,Afif Fauzi Abbas. 2014. Sejarah Pemikiran Islam Teologi- Ilmu Kalam,
Jakarta:AMZAH
[3]
Abdur Razak, Rosihan Anwar, Ilmu Kalam (Bandung:CV PUSTAKA SETIA.2013) h.90
[4]
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya, (Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.2012) h.139
[5]
Ibid. h. 140
[6]
M.Amin Nurdin,Afif Fauzi Abbas, Sejarah Pemikiran Islam Teologi- Ilmu Kalam,
(Jakarta:AMZAH, 2014)h.35